I've grown up.

I'm neither happy nor sad.

Sore ini, saya sedang duduk manis sambil melihat layar laptop.Yap, hasil seleksi AFS sore ini udah ada. Dan hasilnya? Yap! Saya tidak lolos untuk seleksi selanjutnya. Jujur, saya sama sekali tidak sedih ataupun merasa kecewa. Mungkin, emang pada dasarnya saya emang cuma mau iseng-iseng aja. Emang sih, dulu saya pingin banget bisa lolos soalnya saya pingiiiin banget tinggal di luar negri. Ngebayanginnya tuh kayanya seruuuuu banget. Tapi, setelah saya mengerti diri saya sendiri ternyata saya anatara niat dan gak niat ikut ini. Sebenernya, buat saya pribadi keterima dan gak keterima bukan masalah yang besar buat saya. Memang dari dulu-dulu, saya selalu berdoa seperti ini; "Ya Allah, jujur saya untuk AFS ini saya antara ingin dan tidak ingin. Tapi semuanya saya serahkan kepadaMu Ya Allah, jika engkau memang telah menakdirkan saya untuk lolos di tes AFS ini saya berterimakasih dan bersyukur kepadaMu Ya Allah, tetapi jika saya tidak lolos tidak apa-apa Ya Allah, mungkin engkau sudah memiliki takdir tersendiri yang lebih baik untuk saya. Tetapi jika saya tidak lolos, berilah saya kekuatan dan kelapangan dada ya Allah, saya tidak mau kejadian tahun lalu terulang lagi Ya Allah. Semuanya saya serahkan kepadaMu, apapun hasilnya nanti saya akan selalu bersyukur kepadaMu"
Doa itu selalu saya lantunkan disetiap doa saya. Allah mendengar doa saya. Allah mendengar apa yang sebenarnya saya inginkan dari lubuk hati terdalam saya. Allah Maha Tahu. Ia Maha mengerti maupun Maha Mendengar. Intinya, I'm neither happy nor sad. Dikatain seneng juga enggaa.. sedih juga engga. Apaya perasaannya campur aduklah. Kalo menurut saya, kalaupun saya keterima pasti saya akan merasakan perasaan yang biasa aja. Kenapa begitu? karena memang pada awalnya saya tidak didasari dengan keinginan yang kuat, dan juga persiapan untuk ini saya akui sangat minim sekali. Untuk tes ini jujur saja saya hanya mengandalkan kehokian. Nah, maka dari itu Allah itu Maha Adil. Dulu memang saya pernah merasakan hal yg seperti ini, gagal. Pada saat itu, saya benar-benar hancur. Hati saya hancur berkeping-keping dan tak tersisa. Saya lupa bagaimana harus hidup. Saya merasa dunia begitu gelap pada saat itu. Kalian boleh bilang saya berlebihan atau apapun, tapi saya benar benar seperti orang gila saat itu. Mungkin karena hal itulah sekarang saya merasa biasa saja. Saya juga dari jauh jauh hari tidak begitu banyak berharap mengenai hal ini, karena saya takut saat harapan itu tak sesuai saya akan menjadi 'gila' kembali. Sejujurnya, saya sedikit senang dengan tidak lolosnya saya ini. Dari sini, saya belajar bagaimana untuk tidak berlebihan dalam berharap sesuatu dan berlapang dada. Entah mengapa, saat ini saya merasa memiliki dada yang luasnya melebihi dari lapangan sepakbola manapun. Begitu banyak sekali silver linings dari hal ini. InsyaAllah, saya yakin akan begitu banyak hikmah dan makna dari hal ini. Oh iya, saya tidak menangis seperti tahun lalu. Saya senang karena sekarang saya merasa hidup. Saya merasa hal ini sangat mendewasakan saya. Inilah hidup, begitu banyak rintangan yang harus dilalui untuk menuju puncak. I've grown up. Entah perasaan macam apa ini tapi saya merasa inilah awal dari tumbuh dewasa diri saya. Dari hari ini, saya mengerti apakah makna dan hikmah dari kejadian yang dulu saya alami. Intinya, saya mendapatkan banyaaaaaaaaaak sekali hikmah dari ini.

Yap! Selamat untuk teman-teman saya yang lolos, semoga kalian dapat mencapai impian kalian ya :) 

Buat yang tidak keterima, tidak perlu berkecil hati. Kita tidak gagal. Kita hanya menemukan 10 ribu cara tidak berhasil. Pokoknya, jangan sedih terus ya. Jadikan ini sebagai pelajaran berharga dalam hidup kalian. Semoga kita semua dapat sukses di jalannya masing-masing :)